Kitab Ad-Dasuki |
Terjemahan Kitab Ad-Dasuki 'Ala Ummil Barahin - Makna Pesantren Lengkap | Halaman 2 - 19
Berkatalah Syekh al Faqih al Wali ash Shalih Abu Abdillah Muhammad bin Yusuf as Sanusi al Hasani rahimahullahu ta'ala dan semoga Allah memberi manfaat kepada kita dengannya (Sheikh) dan dengan ilmu ilmunya (Syekh).
Segala puji milik Allah yang maha luas kedermawanan dan pemberian, yang menjadi saksi dengan wajib wujud-Nya (Allah) oleh keesaan-Nya (Allah) dan yang menjadi saksi dengan besar keagungannya (Allah) oleh wajib butuh segala makhluk kepada-Nya (Allah) di bumi dan di langit.
Allah maha perkasa, yang perkasa di kerajaan Nya (Allah) daripada bahwa ada sekutu bagi-Nya (Allah) dalam mengatur apapun maka maha tinggi lah Allah jalla wa 'azza daripada sekutu-sekutu.
Yang maha penyayang lagi maha pengasih yang merata lah segala nikmat-Nya (Allah) akan semua alam maka tiada terlepas bagi makhluk daripada demikian nikmat.
Yang maha luas lagi maha mulia yang maha sendiri dengan menciptakan, maka tidak akan mampu untuk mensyukuri nikmat-nikmatNya (Allah) kecuali dengan kenikmatan (yaitu) daripada nikmat-Nya (Allah) yang banyak.
Allah yang maha kaya lagi yang maha suci maka tidak bisa mencapai kepada sesuatu daripada anugrah-Nya (Allah) kecuali dengan murni anugrah-Nya (Allah), maha tinggi lah tuhan kita dan maha agung daripada segala tujuan dan daripada segala penolong dan segala wakil dan asisten asisten.
Kami puji akan Allah, maha suci nya Allah di atas segala nikmat yang tidak terhitung dan kami puji bagi-Nya (Allah) jalla wa 'azza daripada se agung-agung nikmat.
Kami bersyukur kepada Allah tabaraka wa ta'ala yang maha pengasih lagi maha penyayang, dengan karunia-Nya (Allah) melapangkankan orang-orang yang terkunci hati, lidah dan anggota anggota tubuh dengan sesuatu yang di kehendaki (yaitu) daripada pujian yang indah.
Dan kami bersaksi akan bahwa tiada tuhan kecuali allah sendiri-Nya (Allah) yang tiada sekutu bagi-Nya, akan sebagai saksi yang muncul dari pada murni keyakinan, maka dengan berkat anugerah allah ta'ala tidak akan datang berbagai macam keraguan dan kebimbangan pada tempatnya (hati).
Dan kami bersaksi bahwa sungguh sayyidina wa maulana Muhammad itu hamba dan utusan-Nya (Allah) akan sebagai saksi yang kami simpan dengan anugerah Allah ta'ala dan keindahan pertolongan-Nya (Allah), karena sesuatu yang dapat memecahkan raga dan menghancurkan hati (yaitu) daripada haru-hara kematian dan kubur dan karena sesuatu yang akan menyusul di hari kebangkitan dan pembalasan (yaitu) daripada segala kesusahan.
Dengan anugerah Allah Ta'ala kami peroleh dengannya (saksi) beserta ayah dan ibu dan anak keturunan dan saudara dan kekasih pada setinggi-tinggi surga firdaus berpenghabisan tinggi.
Dan rahmat dan sejahtera di atas Sayyidina wa Maulana Muhammad yang menjadi penerang makhluk dan semulia-mulia makhluk dan yang menjadi pengantin kerajaan pemilik berbagai keistimewaan yang bersih daripada hitungan dan ringkasan (yang tidak terhitung).
Dan pemilik derajat yang terpuji dan telaga yang didatangi dan wasilah yang agung di dunia dan akhirat dan tempat berlindung semua makhluk dan kepadanya (nabi) mereka (makhluk) menghadap pada suatu hari yang haru hara terus bertambah dan masanya (haru-hara) terus berlangsung sehingga tokoh-tokoh para Rasul dan Nabi berlepas diri dari syafaat dan menganggap penting dengan diri mereka itu (makhluk).
Maka semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan bagi rasul yang seluruh kebaikan dan kebanggaan menyerahkan kunci-kuncinya (kebaikan dan kebanggaan) kepadanya (Rasul) maka ia (Rasul) tinggi di atas Setinggi-tinggi kedudukannya (kebaikan dan kebanggaan) dengan sekira kira tiada harapan bagi makhluk secara umum pada memperoleh demikian martabat yang tinggi.
Dan semoga Allah meridhai para keluarga Nabi dan sahabat 𝑵abi, yang sesudah hilang matahari kenabian para sahabat muncul laksana bintang di langit yang tinggi untuk memberi bimbingan dan petunjuk, dan semoga Allah meridhai para tabiin dan tabi' tabiin dengan kebaikan hingga hari pemutusan dan penghukuman.
Dan sesudah (Basmalah Hamdalah Shalah dan Salam), maka hal terpenting yang harus dilakukan oleh orang berakal lagi yang cerdas di zaman yang penuh kesulitan adalah bahwa mengejar pada hal yang dapat terlepas jiwa nya (orang berakal) daripada Keabadian dalam neraka.
Dan tidak adalah demikian (terlepas jiwa) kecuali dengan memperkokoh aqidah-aqidah tauhid (berdasarkan) diatas cara yang telah ditetapkan oleh para imam-imam ahlussunnah yang ahli ilmu lagi yang terpilih.
Dan jarang sekali orang yang mempunyai keyakinan demikian (akidah tauhid) di zaman yang penuh kesulitan ini yang padanya (zaman) Mengalirlah samudra kejahilan dan tersebarlah kebatilan secara luas.
Dan (samudra kejahilan) melempar manusia di setiap pulau di bumi dengan ombak-ombak pengingkaran kebenaran dan kebencian ahlinya (hak) dan menghiasi kebatilan dengan ucapan batil lagi yang menipu.
Dan sungguh beruntung di zaman ini orang yang diberi Taufik untuk mentahqiq aqidah-aqidah imannya (seseorang) kemudian setelah demikian (diberi Taufik), diberi pengetahuan atas sesuatu yang ia (seseorang) sangat perlu kepadanya (yaitu) daripada furu'-furu' agamanya secara lahir dan batinnya sehingga hatinya bahagia dengan cahaya Kebenaran dan bercahaya sempurna.
Kemudian ia (seseorang) uzlah dari makhluk secara menyeluruh lagi yang memutus kejelekannya daripada mereka (makhluk) hingga bahwa ia berpindah mendekati dengan kematian daripada kerusakan dunia ini.
Maka Allah membahagiakannya (seseorang) akan sebagai kebahagiaan baginya dengan sesuatu yang ia lihat sesudah kematian (yaitu) daripada kenikmatan dan kesenangan yang tidak terbatas dan tidak masuk dibawah timbangan pemikiran.
Sungguh iya (seseorang) telah sabar sebentar maka iya akan mendapat keuntungan yang banyak maka maha suci Allah yang telah mengkhususkan orang yang dikehendaki Nya (Allah) dengan anugrah Nya daripada hamba-hamba Nya dan yang telah mendekatkan orang yang dikehendaki Nya Dan telah menjauhkan orang yang dikehendaki Nya dengan murni pilihan.
Dan sungguh maha suci Allah dengan anugrah Nya (Allah) dan keagungan kedermawanan Nya di zaman yang banyak keburukan ini, yang telah memberi Ilham sesuatu yang tidak sanggup kami mensyukurinya (yaitu) daripada mengetahui aqidah-aqidah iman.
Dan Allah Jalla wa 'Azza yang telah menempatkan (pengetahuan aqidah iman) direlung hati dengan sesuatu yang kami butuh kepada-nya (yaitu) daripada dalil yang qath'i.
Dan maha suci Allah dengan murni anugerah dan kebaikan Nya (Allah) telah mengajarkan hal-hal juz'iyah yang pada masa ini sedikit sekali orang yang mengetahuinya (hal juz'iyah) dan sedikit sekali orang yang memberitahukan diatasnya (hal juz'iyah) secara khusus (yaitu) daripada imam-imam A'yan (yaitu imam yang mengambil iktibar pada ilmu).
Dan maha suci Allah dengan murni kedermawanan Nya (Allah) telah memberi petunjuk untuk mentahqiq beberapa urusan yang sungguh diuji dengan kesalahan padanya (urusan) akan seseorang yang tidak disangka demikian (kesalahan) dengannya (seseorang) yaitu daripada orang-orang yang dikenal dengan banyak menghafal ilmu dan kokoh.
Ya Allah sebagaimana engkau telah memberi nikmat maka tambahkanlah bagi kami ya zal Jalali Wal Ikram sebagian daripada Anugrah Mu dan sempurnakanlah demikian (Anugerah) bagi kami dengan Husnul Khatimah dan masuk surga sesudah kematian bersama kekasih di tempat kesentosaan.
Dan Jangan jadikan kami ya arhamarrahimin sebagian daripada orang-orang yang tertipu dengan nikmat mu, wahai Dzat pemilik anugerah dan kenikmatan.
Maka dengan kemuliaan keagungan Mu dan keluhuran zat Mu kemudian dengan rahmat-Mu untuk di hidayahkan kepada kami yaitu Sayyiduna wa Maulana Muhammad kami berlindung dengan Engkau daripada pencabutan nikmat setelah diberikan dan dari pada kemurkaan Mu yang tidak mampu ditanggung dan daripada bahwa Engkau pertemukan kami dengan orang-orang yang merugi dan terhalang nikmat.
Dan sebagian dari pada sejumlah nikmat Allah yang agung dan karunia-Nya (Allah) yang meliputi lagi yang agung adalah bahwa Allah yang Maha Suci memberikan taufik kepada kami dengan anugerah-Nya (Allah) di zaman yang banyak kebodohan ini untuk mengarang kitab berjudul "Aqidah" yang memiliki bentuk yang kecil lagi mengandung banyak ilmu yang mencakupi di atas seluruh aqidah-aqidah tauhid.
Kemudian menguatkannya (aqidah) dengan dalil-dalil yang qath'i yang mudah dipahami bagi setiap orang yang mempunyai pemahaman yang benar.
Kemudian kami akhiri akannya (kitab) dengan sesuatu yang belum kami melihat ada seorang pun selain kami dari pada ulama-ulama terdahulu dan daripada ulama-ulama mutaakhir yang menganggap bagus dengan sesuatu tersebut.
Dan sesuatu tersebut yaitu bahwa kami menjelaskan dua kalimat syahadat yang tidak terkaya bagi mukallaf daripada mengenalnya (kalimat syahadah) dan kepada manis tempat datangnya (kalimat sahadat) yang bersangatan haus daripada orang-orang yang haus.
Karena dengannya (kalimat syahadah) di ketukkan akan pintu-pintu anugerah Allah ta'ala dan masuk ke golongan orang-orang yang bertakwa beserta para nabi dan para shiddiqin dan para syuhada dan orang orang yang shalih.
Dan dengan mengkokohkan pengetahuan tentangnya (kalimat syahadah) yang selamatlah seorang hamba daripada penyakit-penyakit kekekalan dalam kemurkaan Allah dan naik ia (hamba) dengan anugerah Allah ta'ala kepada setinggi-tinggi surga 'Illiyyin.
Maka kami sebutkan maknanya (kalimat syahadah) pada pertama-tama Kemudian kami Jelaskan cara masuk sekalian aqidah-aqidah iman dalamnya (kalimat syahadah) dengan sekira-kira bahagialah hati orang-orang yang bertakwa saat demikian (masuk) dengan menyebutkannya (kalimat syahadah).
Dan terbentang di atas batin-batin dan zahir-zahir mereka itu oleh sesuatu yang terlipat (yaitu) daripada kebaikan-kebaikannya (kalimat syahadat) maka jadilah mereka berjalan bangga di tengah-tengah mengenal maknanya (kalimat syahadat) diantara kebun-kebun surga (mereka berjalan secara) berbolak-balik.
Maka wahai para perindu untuk masuk ke golongan wali-wali Allah ta'ala ambillah kitab "Aqidah" yang tidak berpaling darinya (kitab) sesudah menelaah di atasnya (kitab) dan membutuhkan kepada sesuatu yang ada di dalamnya (kitab) kecuali oleh orang-orang yang termasuk daripada golongan orang-orang yang terhalang.
Karena tiada bandingan baginya (kitab) pada sesuatu yang aku ketahui dan dia nya (kitab) dengan anugerah Allah ta'ala, melebihi dengan Kebagusan-kebagusannya (kitab) diatas kitab-kitab lain yang besar.
Maka yakinlah wahai orang yang menjaganya (kitab), jika engkau memahaminya, dengan memperoleh harapan memahami aqidah secara benar.
Dan bersyukurlah kepada Allah ta'ala sebab ia telah memberi anugerah di atas kamu dengan nikmat yang agung, yang banyak daripada makhluk terpalingkan daripadanya (nikmat) maka kembali mereka (makhluk) dalam pokok-pokok aqidah mereka dengan musibah yang besar.
Dan ikhlaskanlah untukku dari doamu, sebab Allah telah mengeluarkannya dari hatiku dan telah menggerakkannya dengan darah dan lisanku, Allah yang Maha Esa dengan menciptakan segala makhluk dan yang maha mengetahui dengan semua kesamaran hati.
Dan ingatlah, aku menyuguhkan kepadamu pada kali yang kedua dengan pertolongan Allah ta'ala, dengan penjelasan yang ringkas terhadap (kitab Aqidah) yang menyempurnakan maksud bagi anda daripadanya (kitab Akidah).
Dan insya Allah ta'ala, Allah akan membukakan penutup bagi engkau daripada sesuatu yang samar-samar daripada makna yang lurus.
Maka insya Allah, engkau memperoleh dengan kebahagiaan yang diharapkan dan keselamatan yang diidam-idamkan.
Dan jadilah engkau, kau petik dengannya (kitab aqidah) Jika Allah memberikan Taufik kepadamu, akan kehasilan-kehasilan Iman sehingga bahwa sampai datang kematian denganmu.
Dan inilah saat memasuki dalam penjelasan yang penuh berkah, dengan anugerah Allah ta'ala yang maha pemurah dan maha pemberi, kami memohon kepada Allah Subhanahu wa ta'ala agar Allah menolongku diatasnya (penjelasan) dan memberikan taufiq kepadaku padanya (penjelasan) akan hakikat kebenaran.
Dengan kemegahan Sayyidina wa Maulana Muhammad SAW dan diatas keluarganya (Muhammad) dan orang-orang yang dibangsakan kepadanya dan dengan Mencintainya (orang/sahabat), dapat memperoleh kemuliaan yang sangat besar (yaitu) daripada junjungan-junjungan kita para sahabat.
{Ikhtishar(ص)}
Segala puji itu bagi Allah dan shalawat dan salam semoga terlimpah diatas Rasulullah.
{Syarah(ش)}
Al-hamdu adalah memuji dengan kalam di atas yang dipuji dengan keindahan sifatnya, baik sifat tersebut dari sisi berbuat baik ataupun dari sisi kesempurnaan yang dikhususkan dengan yang dipuji seperti ilmu dan keberaniannya, misalnya.
Dan hanyasanya kami katakan: "memuji dengan kalam" sebagai ganti daripada ucapan mereka: "memuji dengan lisan" agar batasan itu mencakup pujian yang qadim dan pujian yang Hadits.
Dan Asy-syukr adalah memuji dengan lisan atau selainnya (lisan) yaitu daripada hati dan ketinggalan anggota tubuh kepada yang memberi nikmat dengan sebab nikmat yang telah diberikannya kepada orang yang bersyukur.
Maka diantara Asy-syukr dan diantara Al-hamdu itu umum dan khusus dari suatu sisi, yakni bahwa sungguh Al-hamdu itu lebih umum daripada Asy-syukr dengan mempertimbangkan muta'alliq (yang berkaitan dengannya), karena Al-hamdu berkaitan dengan kesempurnaan baik berupa perubahan baik atau selainnya (berbuat baik) dan Asy-syukr itu tidak berkaitan kecuali dengan berbuat baik.
Dan Asy-syukr itu lebih umum daripada Al-hamdi dengan mempertimbangkan tempat, karena Asy-syukr itu dengan lisan dan dengan hati dan dengan seluruh anggota tubuh.
berkatalah penyair: "kenikmatan yang kalian berikan kepadaku itu menguntungkan mu pada tiga hal, yaitu syukur dengan tanganku dan dengan lisanku dan hati yang tersimpan.
Dan hamdu itu tidak ada kecuali dengan lisan.
Dan shalawat daripada Allah semoga terlimpah bagi Rasulullah SAW sebagai tambahan kemuliaan dan pemberian nikmat, dan Salamnya (Allah) semoga terlimpah baginya (Muhammad) sebagai tambahan keselamatan baginya (Muhammad) dan penghormatan yang baik dan pengagungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar